Kemerdekaan Indonesia [Chapter I]

16.58.00

SEJARAH LAHIRNYA NKRI
Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tahun 17 agustus 1945 merupakan sebuah titik balik dimana indonesia memperoleh kedaulatan secara penuh di mata masyarakat dunia. Tentu hal tersebut bukan sebuah hadiah apalagi sebuah pemberian oleh para penjajah namun merupakan sebuah rahmat Allah yang maha kuasa seperti dalam pembukaan UUD 1945. Perjuangan yang terus dilakukan tanpa kenal lelah dan putus asa selama kurang lebih 350 tahun kelompok negara imperialisme berkuasa di Nusantara. Artikel yang saya tulis ini memang tidak akan membahas secara mendetail sejarah terbentuknya Negara kesantuan Republik Indonesia namun hanya membahas secara garis besar dari bentuk perjuangan tersebut.
Pada kurun waktu 350 tahun, ketika mulai berkuasanya VOC atau kongsi dagang Belanda di Nusantara dijadikan sebuah pertanda mulainya kekuasaan imperialisme di Indonesia. Semenjak itu kekuasaan kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara takluk dan mengakui kekuasaan imperialisme asing yang memerintahnya dalam hal ini dapat kita sebutkan bahwa terdapat sebuah pemerintahan dalam pemerintahan. Hal tersebut karena terdapat penguasa lokal yang dikuasai oleh pemerintah Belanda dalam hal ini, yang dengan segala peraturannya dengan sengaja mengambil alih segala kekayaan sumber daya alam yang ada di Nusantara untuk kepentingan negara mereka.
Resistensi atau perlawanan terhadap pemerintah kolonial bukanlah tidak terjadi namun terus terjadi semenjak abad XVII hingga menjelang kemerdekaan Indonesia pada abad XX. Mulai dari perlawanan dari penguasa lokal, para agamawan atau kelompok ulama, hingga kelompok simpatisan partai dan buruh di suatu daerah. Perjuangan fisik dan non fisik terus berlanjut secara kesinambungan tanpa henti dalam kurun waktu tiga abad lebih. Meski harus kita akui dalam kurun waktu tersebut terjadi banyak dinamika yang berdampak dalam sosial dan ekonomi masyarakat yang bersifat positif maupun negatif.

Pejuangan secara fisik dapat kita lihat seperti perjuangan Diponegoro (1825-1830), perang Padri, pemberontakan petani Banten (1888), perjuangan PETA di Blitar dan lainnya. Secara non fisik perlawanan dilakukan oleh para pemuka agama dalam hal ini para Kiai yang menyebarkan ilmu agama dalam langgar, surau, atau masjid yang menjadi cikal bakal pesantren di Nusantara. Mereka melakukan perlawanan yang sungguh sungguh dalam bidang pendidikan untuk menandingi sistem pendidikan barat. Kedua bentuk perjuangan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dan dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena biasanya para pemimpin pemberontakan atau perlawanan fisik juga merupakan guru atau pendidik di suatu daerah.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images